Rabu, 20 Maret 2013

heartfilia's family


KELUARAGA HEARTFILIA

Hai, aku Brenda Heartfilia, umurku 15 tahun, aku memiliki adik yaitu, Axel Heartfilia (13) . Di dalam kehidupan kami selama ini, kami bertiga tidak pernah merasakan hidup susah sebelum rumah kami yang bak istana di daerah ini kami tinggal habis terbakar saat kami tidur pulas dan tanpa orang tua dirumah.
            Tiga hari setelah kebakaran itu terjadi, kami hanya menunngu kedatangan orang tua kami dari perjalanan mereka. Namun, orang yang kami tunggu bukanlah orang yang datang kehadapan kami sekarang ini. Seseorang dengan mobil porschie berhenti tepat didepan kami dan rumah kami atau lebih tepatnya debu rumah kami. Orang tersebut ternyata adalah orang yang kami kenal yaitu Tuan Poy Minoru, orang yang bertanggung jawab atas harta kekayaan orangtua kami.
            Dengan sorot matanya yang santai ia bertanya pada kami, “Apa yang kalian lakukan disini ?”“Apa kau tidak bisa melihat ? tentu saja kami menunggun kedatangan orangtua kami !” jawabku dengan suara keras.“Kenapa kalian tidak pergi dari rumah ini ?, hmm, atau lebih tepatnya istana rongsokan ini ?” balasnya dengan mulut menyungging.“Tidak, kami tidak memiliki kerabat di negara ini. Ayah dan ibu kami adalah anak tunggal dari keluarga mereka masing-masing”, balas Axel dengan nada datar.“Tepat sekali, aku akan menceritakan apa yang terjadi pada Tuan dan Nyonya Heartfilia.” Balas Tuan Poy dengan mimik dan gestur yang mulai serius.“Ayah dan ibu ? Apa maksudmu ? Memang apa yang terjadi pada ayah dan ibu ?”jawab ku dengan serius juga.Suasana menjadi hening sejenak, karena kami tidak tahu apa yang terjadi dengan ayah dan ibu selama ini. Aku dan kedua adikku hanya bisa saling bertatapn tanpa mengetahui apapun yang terjadi pada kedua orangtua kami L.
“Hmmm, aku akan memberitahukan kalian apa yang terjadi, tapi sebelumnya kalian harus makan, dan mandi dahulu dirumahku, bagaimana ?” tanyanya dengan suara yang lembut dan wajah penuh prihatin.“Baiklah, tapi katakana apa yang terjadi sesudah itu, janji ?” jawab kami serempak.“*ting* (kedipan mata tuan Poy), oke aku janji.”            Setengah jam kami dalam perjalanan, dan akhirnya sampai kerumah Tuan Poy. Setiba disana kami disambut oleh istri dan kedua anak kembarnya —yang mungkin sebaya dengan Axel—. Setelah kami mandi air hangat, makanan telah tersedia di atas meja makan dan kami langsung menyantapnya dengan senang.            Satu jam kami gunakan untuk membersihkan badan dan mengisi perut kami yang 3 hari sudah tidak diisi, kami langsung pergi ke ruang tamu untuk berbicara dengan Tuan Poy dan istrinya apa yang terjadi pada orang tua kami. Sesaat suasana ruang tamu menjadi tegang dan serius, aku langsung bertanya, “Baiklah, kami sudah siap untuk mendengar apa yang terjadi pada orang tua kami.”“Ya, aku tahu kalian memang harus siap. Begini, orang tua kalian mendadak menghilang dengan kru pengamatannya 2 hari sebelum kebakaran rumah kalian. Dan sekarang tim evakuasi sedang mencari keberadaan mereka, tapi positifnya, ayah dan ibu kalian sudah meninggal.” Kata tuan Poy yang menatap serius ke mataku.            Seketika ruangan sepi, hening, hanya ada suara kipas dan adik kecilk yang sedang bermain. Tanpa sadar, aku menitikkan air mataku, memikirkan apa yang akan terjadi dengan keluargaku, ku masih berumur 16 tahun, dan aku juga belum bisa bekerja di negara ini, bagaimana aku bisa menjalani hidup dengan adik-adikku ? oh tuhan, bagaimana ini ? aku tak tahu apa yang akan kulakukan, bagaimana aku melanjutkan hidup ini bersama  adik-adikku ? kataku dalam hati tanpa berhenti menitikkan air mata.            “Hey, apa yang harus kami lakukan setelah ini ?” Tanya Axel pada Tuan Poy.            “Aku akan berusaha menemukan orang tua yang akan mengadopsi kalian, jadi sementara kalian boleh tinggal disini.” Balas Tuan Poy.            Seminggu telah berlalu, kami mendengar bahawa kami akan diadopsi oleh pria tua kaya yang telah ditinggalkan istrinya dan tidak mempunyai anak sama sekali. Lama kami menunggu, akhirnya orang tersebut datang menemui kami dan membawa kami pergi.            Dalam perjalanan kami diajaknya berbincang, dan kami berpikir bahwa kami sangat beruntung mendapat oreng tua angkat yang berhati mulia. Sesampai dirumah baru kami yang megah, kami disambut oleh 6 pelayan wanita dan pria, sekali lagi kami berpikir ini sangat keberuntungan yang besar.            Dua bulan berlalu dan sekali lagi kami kehilangan orang tua kami yang berhati mulia dan yang telah memberikan kami segalanya.            Tuan Poy menarik kami kembali dan memberikan yang telah ditinggalkan oleh orangtua adopsi kami, dan sekali laginya juga Tuan Poy mencarikan kami orang tua baru yang ingin mengadopsi kami dan aku ikut serta membantunya, namun, kami gagal untuk saat ini. Setelah tiga bulan kami mencari dan mencari orang tua yang baik dan menyayangi kami, namun, sekali lagi kami gagal menemukannya. Tapi akhirnya, aku teringat oleh kebaikan Tuan Poy terhadap kami, dan aku berdiskusi dengan adikku.            “Hey Axel, kau tak terpikirkan orang dekat kita yang baik, menyayangi, dan menolong kita selama ini ?” Tanyaku pada Axel.            “Hmm, mungkin yang kakak maksud Tuan Poy ? Kau ingin menjadikan dia orang tua angkat kita ?” Tanya Axel balik padaku.            “Yap, kau benar, aku merasa dia dan istrinya lah yang sempurna untuk kita jadikan orang tua angkat kita. Kau setuju ?” balasku.            “Aku setuju banget sih kak, tapi, apa Tuan Poy mau menerima kita ?” Tanyanya dengan raut wajah ragu-ragu.            “Ingat kata ayah, Axel, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan jika kita tidak pernah mencoba di masa sekarang.” Jawabku sesuai dengan kalimat ayah.            “Baiklah, aku akan tanyakan padanya.” Jawab Axel dengan senyumnya yang sempurna.            Setelah kami berdiskusi, Axel dengan semangatnya mengajak Tuan Poy dan keluarganya untuk berbicara. Ketika semua telah berkumpul, aku melihat wajah keluarga Tuan Poy penuh dengan tanda tanya karena melihat adikku sangat semangat saat mengajak dia dan kelarganya untuk berbicara, aku tersenyum kecil melihatnya.            Dan, dengan pasti Axel bertanya pada tuan Poy dan keluarganya, “Hmm, Tuan dan Nyonya Poy maaf jika aku lancing menanyakan hal ini.”            “Ya ? Apa yang ingin kau tanyakan Axel ?” balas Nyonya Poy dengan senyumnya yang cantik.            “Begini, kami ingin menanyakan ini, apakah kalian mau mengangkat kami menjadi anak adopsi kalian, layaknya anak kandung kalian ?” sambungku dengan jitu, selai itu aku telah berpikir konsekuensi yang akan kami terima setelah menanyakan hal ini.            “Apa ? Kenapa kalian berpikir seperti itu ? Apa menurut kalian kami cocok untuk menjadi orang tua adopsi kalian ?” jawab tuan Poy untuk meyakinkan kami.            “Ya, kami telah memikirkannya matang-matang. Kalian sempurna menjadi orang tua kami, karena... karena... “ jawab Axel terpatah-patah memikirkan alasannya.            “Karena, kami pikir kalian baik, menyayangi, memperhatikan kami layaknya anak kalian sendiri, dan kami baru saja menyadarnya, maaf.” Sambungku melanjutkan kalimat Axel.            “Baiklah aku dan istriku akan mengangkat kalian menjadi anak kami, layaknya anak kandung kami.” Jawab Tuan Poy dan istrinya disertai dengan wajah penuh bahagia.            Seketika, aku dan Axel memeluk dan mencium Tuan dan Nonya Poy, ah salah, maksudku ayah dan ibu baru kami. Pada hari itu juga aku dan Axel mengganti nama kami menjadi Brenda dan Axel Minoru gadis dan laki-laki campuran Jepang dan kami memiliki dua adik kembar yang bernama Akiko dan Aiko Minoru. Setelah ini, dimulailah kehidupan baru kami yang indah dan penuh kebahagiaan.             

 =0.TAMAT.0=



by: Novia Larassati ;0


Senin, 17 Desember 2012

membaca karakter dari tulisan tangan :0!

Tips Membaca Karakter Seseorang dari Tulisan Tangan | PULSK.com














kita dapat membaca krakter seseorang dari tulisan tangan, seperti tekanan, ukuran, kemiringan. Disini akan saya beritahu :
tekanan:
Dari kuat atau ringannya tekanan tulisan seseorang kita dapat mengetahui karakter orang tersebut. Bisa kamu perhatikan dengan memperhatikan bekas goresan dibalik kertas. 
Tekanan yang kuat:Orang yang tulisannya tebal hingga menimbulkan bekas coretan dibalik kertas biasanya mereka memiliki emosional yang tinggi. Terlalu mendalami perasaan mereka baik itu bahagia atau sakit hati. Mereka menyerap segala suatu seperti spon. Biasanya mereka juga memiliki selera yang tinggi. Tegas dan memiliki keinginan yang kuat bahkan cenderung memaksakan orang lain untuk menuruti kemauan meraka. Makanya tak jarang orang yang memiliki tekanan tulisan seperti ini biasanya kaku susah menyesuaikan diri dalam pergaulan.Tekanan yang ringan:Tulisan yang memiliki tekanan halus mencerminkan kepribadian yang tenang dan santai. Mereka lebih bertoleransi pengertian sulit mengambil keputusan dan biasanya mudah terpengaruhUkuran 
Tulisan besarOrang yang menulis dengan ukuran tulisan yang besar biasanya cenderung suka diperhatikan selalu ingin tampil didepan dan ingin didengarkan. 
Tulisan kecilOrang yang menulis dengan ukuran kecil biasanya lebih memperhatikan detail introspektif cenderung lebih pendiam dan mandiri 
Kemiringan 
Miring ke kananOrang dengan tulisan seperti ini biasanya memiliki karakter yang impulsif emosional aktif suka bergaul ramah menyukai tantangan lebih terbuka (ekstrovert) dan ekspresif. 
Miring ke kiriJenis tulisan seperti ini biasanya penulisnya bersikap menutup diri (introvert). Lebih protektif selalu berpikir logis dan mencerminkan sifat seseoarang yang lebih menarik diri. 
Tegak lurusOrang yang memiliki tulisan tegak lurus mencerminkan seseorang yang bisa mengontrol diri dan bisa menahan.